Itulah salah satu aksi paling menarik dan gol yang pernah tercipta di 2011, juga menjadi salah satu yang dikenang.
Tapi di sini kita tak membicarakan gol, melainkan pernyataan unik, menarik, nyeleneh dari pemain, pelatih atau semua pihak yang terlibat di sepakbola.
Di ranah internasional, tak sedikit pemain, pelatih atau bahkan komentator yang membuat pernyataan yang pada akhirnya memiliki pengaruh besar atas perjalanan karir mereka.
Tanyakan saja kepada Richard Keys dan Andy Gray. Dua komentator yang biasa bercuap-cuap di Sky Television itu, membuat 'blunder' saat laga Liverpool kontra Wolverhampton Wanderers di bulan Januari.
Dia berkomentar mengenai asisten wasit wanita yang bertugas di laga itu, Sian Massey.
"Bisakah kamu percaya? Asisten wasit perempuan? Wanita tak tahu aturan offside." - Richard Keys kepada Andy Gray mengenai Sian Massey |
Hasilnya, Keys dipecat oleh Sky karena komentarnya itu. Sementara Andy Gray mundur dari pekerjaannya tak lama kemudian.
Lain lagi dengan pemain bengal seperti Mario Balotelli. Tak hanya striker Manchester City itu yang membuat pernyataan menarik, atau cenderung menggelitik. Orang-orang di sekitarnya juga terpancing untuk membuat pendapat yang menarik.
Saat Balotelli hanya bermain satu babak dalam laga City di Liga Europa musim lalu, Roberto Mancini mengungkapkan yang bersangkutan sedang sakit.
"Ia terkena alergi. Saya tak tahu karena apa. Wajahnya bengkak, saya tak tahu mengapa," tandasnya.
Balotelli sendiri juga iseng memberikan pernyataan mengenai Wayne Rooney.
"Dia pemain yang sangat bagus, tapi bukan yang terbaik di Manchester" - Balotelli tentang Rooney |
Tapi yang paling menarik tentunya ketika Manchester City menundukkan Manchester United di awal musim ini. Bertanding di Old Trafford, City unggul 6-2 dengan Balotelli membuka keunggulan timnya.
Tak perlu pernyataan secara verbal, cukup lewat tulisan di baju dalamnya.
"Why Always Me?" Ya, mengapa harus Balotelli?
Cukup tentang Balotelli, karena masih ada komentar menarik di kompetisi lain, seperti Italia dengan Serie A-nya. Di sini, Zlatan Ibrahimovic menjadi aktor utamanya.
Cuap-cuapnya di buku otobiografinya sudah menjadi kontroversi tersendiri. Anda bisa melihat banyak hal di sana. Tapi yang mungkin bisa dikatakan paling menarik adalah perseteruannya dengan pelatih Pep Guardiola saat masih merumput di Barcelona.
"Sandro Rosell, Adriano Galliani, pengacara saya dan wakil presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu semuanya di sana, dan Sandro mengatakan: 'Saya ingin kamu tahu bahwa ini adalah bisnis terburuk yang pernah saya lakukan dalam hidup saya.'
"Saya membalas: 'itu' terjadi karena buruknya kepemimpinan."
Hal itu diungkapkan Ibra yang menilai Barca harus menyalahkan diri mereka sendiri karena dia memilih untuk pergi.
Hm...!
Bagaimana dengan pesepakbola masa lalu? Rivalitas antara Pele dan Diego Maradona selalu menarik. Di tahun 2011, dua pensiunan pemain bola itu saling adu komentar verbal mengenai satu orang, Lionel Messi.
"Jika memang benar Messi tak pernah melihat saya bertanding, saya akan melakukan seperti yang pernah saya lakukan dengan Maradona, mengirimkan DVD 'Pele Eterno' dan dia akan melihatnya." - Pele tentang Messi |
Begitu pernyataan Pele setelah Messi mengaku tak pernah melihat legenda Brasil itu bermain.
Messi juga kembali 'direndahkan' oleh Pele. Baginya, Messi tak lebih baik dari pemain masa depan Brasil, Neymar.
"Jika membuat perbandingan sendiri, saya rasa Neymar jauh lebih baik, lebih komplet. Dia bisa menendang bola dengan baik dengan kedua kakinya, bisa menggiring bola dari masing-masing sisi lapangan, dan mencetak banyak gol."
Bukannya Messi juga bisa? Maradona pun menambahkan sejumlah pernyataan, yang kurang lebih juga melebih-lebihkan pemain dari Argentina itu.
El Clasico | Guardiola kontra Mourinho
Beralih ke Spanyol, yang paling menarik pastinya drama El Clasico. Di sana, mulai dari adu gaprak di lapangan hingga saling maki di media, terjadi.
"Guardiola pelatih hebat, tapi saya sih malu jika saya bisa memenangi turnamen seperti itu setelah skandal yang terjadi di Stamford Bridge."
Ya, begitulah kurang lebih awal dari peperangan verbal Jose Mourinho dengan Pep Guardiola.
Dan, seperti sudah diperkirakan, Guardiola membalas.
"Mourinho merusak sepakbola Spanyol. Dia sudah kelewatan dan harus dihentikan," ujar Guardiola tanpa sindiran.
Lalu bagaimana di Indonesia? Well, para pesepakbola dan pelaku sepakbola di negeri kita ini ternyata juga 'ahli' berkomentar.
Salah satu yang menyita perhatian penulis adalah komentar Alfred Rield, mantan pelatih timnas Indonesia, mengenai suksesornya, Wim Rijsbergen.
Langsung kepada GOAL.com, Riedl memberikan penilaian langsung kepada Wim.
"Dia tidak layak menjadi pelatih timnas Indonesia!" - Alfred Riedl mengenai Wim Rijsbergen |
"Dia tidak layak menjadi pelatih timnas Indonesia!"
Hal itu diungkapkan Riedl setelah menerima curhatan pemain Indonesia mengenai Wim saat melawan Bahrain.
Curhatan tersebut juga tak bisa dilepaskan dari komentar Wim sendiri kepada pemain saat jeda pertandingan, di mana Indonesia dalam posisi tertinggal 1-0.
"F*ck you all, apabila kalian tidak bermain baik di babak kedua saya akan tendang kalian semua dari tim ini!" - Wim Rijsbergen |
Luar biasa bukan?
Oh iya, ada satu lagi pernyataan Wim mengenai tim yang dipercayakan kepadanya.
"Tim ini sudah ada sebelum saya ditunjuk sebagai pelatih. Saya tidak pernah dilibatkan dalam pembentukan tim ini. Ini bukan tim saya."
Hal itu diungkapkan Wim usai ditunjuk PSSI menangani timnas senior Indonesia, menggantikan Riedl.
Berbicara mengenai timnas Indonesia, juga ada komentar yang miris mengenai tim kebanggaan kita. Tapi, tak ada yang bisa disalahkan selain PSSI setelah munculnya komentar tersebut.
Hal ini tak bisa dilepaskan dengan rencana kedatangan PSV Eindhoven ke Indonesia di bulan Januari. Pada akhirnya, rencana itu dibatalkan. Alasannya?
"Krisis yang terjadi di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), dan tidak bisa tampilnya pemain papan atas membuat kami menilai tidak ada tim yang kredibel untuk pertandingan ini."
"Bila kami tetap melanjutkan menggelar pertandingan ini, maka akan berisiko dari sisi keuangan, dan kami tidak mau menderita kerugian besar. Kami tidak terlalu yakin penjualan tiket akan bisa menutupi biaya mendatangkan PSV ke Jakarta."
"Promotor juga tidak bisa meyakinkan para calon sponsor mengenai kredibilitas kegiatan ini tanpa menurunkan pemain papan atas Indonesia."
Pihak promotor, Saujana Media, yang mengklaim demikian setelah melihat tidak ada kepastian timnas yang kuat untuk menghadapi PSV.
Namun, kisruh yang lebih parah bisa ditarik jauh ke belakang, yaitu di bulan Februari. Hal ini tak bisa dilepaskan dari kepengurusan PSSI yang lama di bawah kepemimpinan Nurdin Halid.
Kapal yang dinakhodainya digncang dari berbagai sisi, dan salah satunya datang dari Menpora Andi Mallarangeng. Nurdin Halid pun membuat pernyataan yang berani.
"Saya meminta kepada bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang terhormat untuk mencopot Andi Malarangeng karena ia tidak cakap dan tidak layak menjadi menteri. Dia tidak mau berbicara dengan PSSI sebagai anggota organisasi yang sah, justru lebih sering berbicara dengan KPPN."
Sumber