Klub Persipura Jayapura terpaksa harus kehilangan kesempatan tampil di Liga Champions Asia (LCA) akibat tim berjuluk "Mutiara Hitam" mengikuti kompetisi di luar PSSI. Seperti dikutip dari situs resmi Indonesian Premier League, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mengkonfirmasi hal tersebut melalui surat AFC tertanggal 2 Desember 2011. AFC menjelaskan bahwa Persipura tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi tertinggi di daratan Asia tersebut. Surat AFC yang ditandatangani Sekjen AFC Alex Soosay itu merupakan jawaban surat PSSI yang ditujukan kepada Sekjen PSSI Tri Goestoro.
PSSI sebelumnya mengirimkan surat tentang konfirmasi keikutsertaan klub Indonesia di LCA dan Piala AFC 2012, yakni Persipura dan Arema Indonesia sebagai runner up musim lalu. AFC memberi kesempatan Persipura bertarung melalui babak play off. Namun, peluang itu akhirnya hangus lantaran Persipura sebagai juara musim 2010-2011 memilih bermain di kompetisi yang tidak diakui PSSI yakni Indonesian Super League (ISL).
Keikutsertaan tim asuhan Jacksen F Tiago itu ditandai dengan laga melawan Persiba Balikpapan di Stadion Mandala, Jayapura, Kamis (1/12/2011), yang berakhir 3-3. CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai penyelenggara IPL mengaku menyayangkan hilangnya jatah tampil Persipura di kompetisi Asia.
"AFC menegakkan regulasi dengan mencoret Persipura. Ini terjadi karena Persipura sudah terbukti turun di liga yang tidak diakui PSSI. Ini bukan kemauan kami," kata Widjajanto.
Musim 2011-2012 ini Indonesia hanya memiliki dua jatah di level Asia untuk Persipura dan Arema. Padahal sebelumnya Indonesia memperoleh tiga tiket. Penurunan ini disebabkan Indonesia mendapat rapor merah atas penilaian AFC terhadap lima aspek profesionalitas klub-klub di tanah air.
Lima aspek itu adalah legalitas, keuangan, infrastruktur, personel, dan sporting. Deputi Sekjen PSSI Bidang Kompetisi, Saleh Mukadar, sebelumnya mengungkapkan hasil penilaian AFC terhadap klub-klub Indonesia memang jauh di bawah negara-negara Asia lainnya. Indonesia mendapatkan nilai 238, sedangkan nilai negara lainnya rata-rata di atas 700.
"Nilai kita di AFC kemarin (tahun sebelumnya) tinggi karena tipu-tipu (kebohongan). AFC merasa tidak ada peningkatan yang berarti terkait lisensi klub profesional dari waktu ke waktu yang telah diberikan kepada klub Indonesia. Untuk itu, kami tetap bertekad untuk memulai kompetisi dengan kondisi yang riil saat ini agar bisa berkembang ke depannya," tegas Saleh.
Sumber
Sumber