Pemerintah berharap polemik Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) berakhir dan keduanya bisa segera berada satu atap di bawah PSSI. Pemerintah siap menjadi mediator dalam merampungkan kisruh yang belum juga berakhir ini.
"Saya sudah minta ke Pak Tono (Tono Suratman, Ketua Umum KONI-red) untuk mediasi sebelum pemerintah turun tangan, sedikit-sedikit turun tangan. Lagipula FIFA enggak suka pemerintah turun tangan. Yang ada sekarang, KONI bisa memediasi. Pemerintah juga pada dasarnya bisa, mari duduk bersama-sama," ungkap Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng, di Istana Bogor, Jumat (23/12/2011).
Menpora berharap jalan keluar bisa segera ditemukan, baik dengan memerhatikan keputusan FIFA sebagai federasi sepak bola dunia dan juga melalui jalan arbitrase. Andi mengatakan keputusan FIFA harus diperhatikan karena statusnya sebagai federasi sepak bola dunia. Dengan demikian, keduanya bisa duduk bersama di bawah satu atap, yaitu PSSI.
"Kan FIFA menjadi induk PSSI, itu perlu dihormati. Yang penting dilakukan dengan cara yang tepat dan baik. Kalau ada yang tidak puas bisa melalui arbitrase. Dulu waktu Pak George (George Toisutta-red) tidak puas, kita arahkan ke arbitrase ke FIFA. Yang penting, tidak penggulingan-penggulingan. Pak Nurdin (Nurdin Halid-red)sendiri kita tunggu sampai masa jabatan abis. Yang penting, diselesaikan dengan baik," ungkapnya.
Semua pihak juga diminta menghormati PSSI pula sebagai federasi sepak bola tertinggi nasional melalui langkah duduk bersama. Yang penting, lanjutnya, kisruh ini jangan sampai menghalangi hak pemain untuk bermain di tim nasional.
"Posisi pemerintah sama, tim nasional non diskriminasi," tandasnya.
Sumber
"Saya sudah minta ke Pak Tono (Tono Suratman, Ketua Umum KONI-red) untuk mediasi sebelum pemerintah turun tangan, sedikit-sedikit turun tangan. Lagipula FIFA enggak suka pemerintah turun tangan. Yang ada sekarang, KONI bisa memediasi. Pemerintah juga pada dasarnya bisa, mari duduk bersama-sama," ungkap Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng, di Istana Bogor, Jumat (23/12/2011).
Menpora berharap jalan keluar bisa segera ditemukan, baik dengan memerhatikan keputusan FIFA sebagai federasi sepak bola dunia dan juga melalui jalan arbitrase. Andi mengatakan keputusan FIFA harus diperhatikan karena statusnya sebagai federasi sepak bola dunia. Dengan demikian, keduanya bisa duduk bersama di bawah satu atap, yaitu PSSI.
"Kan FIFA menjadi induk PSSI, itu perlu dihormati. Yang penting dilakukan dengan cara yang tepat dan baik. Kalau ada yang tidak puas bisa melalui arbitrase. Dulu waktu Pak George (George Toisutta-red) tidak puas, kita arahkan ke arbitrase ke FIFA. Yang penting, tidak penggulingan-penggulingan. Pak Nurdin (Nurdin Halid-red)sendiri kita tunggu sampai masa jabatan abis. Yang penting, diselesaikan dengan baik," ungkapnya.
Semua pihak juga diminta menghormati PSSI pula sebagai federasi sepak bola tertinggi nasional melalui langkah duduk bersama. Yang penting, lanjutnya, kisruh ini jangan sampai menghalangi hak pemain untuk bermain di tim nasional.
"Posisi pemerintah sama, tim nasional non diskriminasi," tandasnya.
Sumber