Banyak orang yang bertanya-tanya atas keberhasilan Gladbach tersebut. Maklum, selama bertahun-tahun, Die Fohlen adalah tim papan bawah yang akrab dengan zona degradasi. Tak terkecuali musim lalu ketika mereka harus menjalani laga play-off untuk bertahan di Bundesliga 1.
Sebuah ulasan menarik disampaikan Michael Frontzeck di Kölner Express . Menurut eks pelatih Gladbach tersebut, keberhasilam Marco Reus dkk. tidak dipicu oleh satu faktor belaka. Setidaknya ada enam faktor kunci yang sangat menentukan langkah brilian sepanjang musim ini.
Faktor pertama adalah kemenangan atas VfL Bochum di play-off musim lalu. “Itu tak ubahnya sebuah pembebasan yang mengusir ketakutan dan menumbuhkan optimisme. Kepercayaan diri mereka tumbuh dengan sangat pesat,” ujar Frontzeck.
Lebih lanjut, menurut Frontzeck, kemenangan-kemenangan yang diraih setelah itu menjadi faktor kedua. “Setiap kemenangan makin membuat tim berkembang. Kesuksesan menumbuhkan energi positif,” lanjut dia.
Berikutnya, Frontzeck menilai Gladbach tidak terlalu bergantung pada figur-figur tertentu. Tak seperti SV Werder Bremen yang terpuruk ketika Claudio Pizarro dan Naldo absen, Gladbach mampu menemukan solusi saat pemain andalan tak bisa bermain. Itu ditunjukkan saat mereka menahan Dortmund 1-1 meski tanpa Marco Reus.
Tiga faktor selanjutnya, dalam pandangan eks bek timnas Jerman di Piala Eropa 1992 itu, adalah orang-orang yang berada di sekeliling tim. Pertama adalah Direktur Olahraga Max Eberl yang selama tiga tahun bekerja dengan sangat baik dalam menyusun tim. “Dialah yang membeli Reus hanya dengan 800 ribu euro. Dia mampu melakukan pembelian tepat itu karena sudah tahu Reus sejak di tim junior C,” ulas Frontzeck.
Sosok berikutnya adalah para petinggi klub yang mampu menciptakan suasana yang nyaman dan telah bekerja sangat baik dalam satu dekade terakhir. “Mereka sadar pentingnya stadion baru. Lalu, tudingan bahwa mereka tak punya latar sepak bola bagus dijawab dengan memasukkan Rainer Bonhof, Hans Meyer,” terang Frontzeck lagi.
Sosok terakhir adalah Favre. Frontzeck menilai pelatih asal Swiss itu mampu mengenali seluruh potensi tim dan membangun kepercayaan diri, bukan sekadar kepuasan diri.
Sumber