TUAN RUMAH - ITALIA |
Setelah disebut Piala Antarbangsa Eropa, nama resmi turnamen berganti menjadi Kejuaraan Eropa sejak 1968. Perubahan juga dilakukan pada putaran kualifikasi dengan memberlakukan format grup, sementara format empat besar dengan satu negara tuan rumah tetap dipakai. Tuan rumah baru dipilih setelah peserta empat besar diketahui.
Italia akhirnya menjadi tuan rumah penyelenggaraan putaran final Euro 1968. Tiga stadion dipilih untuk mementaskan semi-final, perebutan tempat ketiga, serta final, yaitu Comunale di Florence, San Paolo di Napoli, dan Olimpico di Roma.
KUALIFIKASI |
SEPUTAR 1968... |
* Gerakan pembebasan Cekoslowakia, "Musim Semi Praha", disapubersih pasukan Pakta Warsawa yang dipimpin Uni Soviet * Martin Luther King dan Robert Kennedy dibunuh di Amerika Serikat * Film 2001: A Space Odyssey karya Stanley Kubrick dirilis dan begitu pula White Album-nya The Beatles * Di Olimpiade Mexico City, atlet berkulit hitam asal Amerika Serikat, Tommie Smith dan John Carlos, memberikan salut "black power" dari podium juara * Di Italia, Paolo Maldini, putra Cesare, lahir |
Satu grup terdiri dari empat negara Britania Raya dan dimenangi juara dunia Inggris, meski mereka dikalahkan Skotlandia 3-2 di Wembley melalui penampilan inspirasional Jim Baxter.
Di grup lain, Jerman Barat tampil untuk kali pertama dan menghancurkan Albania 6-0 pada laga pertama. Gerd Muller memborong empat gol, tetapi mereka finis sebagai runner-up Grup 4 di bawah Yugoslavia.
Juara grup lain termasuk juara bertahan Spanyol, Uni Soviet (pertandingan Austria-Yunani di Wina di grup ini dinyatakan UEFA selesai dengan skor 1-1 menyusul ricuh penonton), Hongaria, Prancis, serta dua tim tak terkalahkan, Bulgaria dan Italia.
Grup Italia diikuti oleh tim lemah Siprus dan menghasilkan 55 gol atau rata-rata 4,6 gol per laga.
Pada putaran delapan besar, Bulgaria berhadapan dengan Italia dan laga dimenangkan Azzurri 4-3 secara agregat. Yugoslavia membekuk Prancis 6-2, sementara Uni Soviet mengatasi 3-2. Terakhir, Inggris melengkapi peserta empat besar setelah dua kali mengalahkan Spanyol, 1-0 di Wembley dan 2-1 di Madrid.
PUTARAN FINAL |
TOPSKOR | |||
Dragan Dzajic Pietro Anastasi Bobby Charlton Angelo Domenghini Geoff Hurst Luigi Riva | Negara Yugoslavia Italia Inggris Italia Inggris Italia | Gol 2 1 1 1 1 1 |
Italia berhadapan dengan Soviet, yang menyingkirkan mereka pada Euro 1964 dan Piala Dunia 1966. Pertemuan mereka di Napoli diwarnai cedera Gianni Rivera dan pertahanan ketat kedua tim. Tendangan Angelo Domenghini membentur tiang dan pertandingan berakhir tanpa gol. Karena adu penalti belum dikenal, pertandingan harus ditentukan melalui koin. Kapten Giacinto Facchetti memilih sisi yang tepat dan Italia pun melaju ke final.
Di Florence, semi-final keras dimenangkan Yugoslavia berkat gol tunggal pemain sayap, Dragan Dzajic, empat menit sebelum bubaran. Inggris tampil dengan sepuluh pemain pada pertandingan ini. Tiga hari berselang, Inggris memperoleh hadiah hiburan dengan menempati urutan ketiga turnamen setelah mengalahkan Soviet 2-0 melalui gol-gol Bobby Charlton dan Geoff Hurst.
FINAL Italia 1-1 Yugoslavia (aet) Italia 2-0 Yugoslavia (replay) |
Final Euro 1968 menjadi satu-satunya final yang dimainkan dua kali. Pertandingan pertama berakhir imbang dan karena sistem adu penalti belum diberlakukan serta tidak dipakainya undian koin, partai ulangan harus digelar.
Pada pertandingan pertama, Yugoslavia memimpin setelah 39 menit melalui gol Dzajic. Yugoslavia beberapa kali berpeluang menggandakan keunggulan melalui Vahidin Musemic dan Jovan Acimovic. Sementara, Italia menghadirkan Pietro Anastasi. Mereka hampir kalah kalau saja Domenghini menyamakan kedudukan sembilan menit sebelum pertandingan berakhir. Tim pemenang belum bisa ditentukan pada perpanjangan waktu sehingga keduanya harus bertanding ulang di Roma dua hari berselang.
Pelatih Italia Ferruccio Valcareggi melakukan lima pergantian, termasuk memasukkan Sandro Mazzola dan Luigi Riva, sementara Yugoslavia kehabisan materi pemain. Riva mencetak gol pertama dengan tendangan rendah yang gagal dihalau Ilija Pantelic dan kemudian Anastasi menggandakannya melalui tendangan voli menyambut umpan Giancarlo De Sisti, 30 menit sebelum usai.
Keberhasilan Tarcisio Burgnich mengawal Dzajic turut berperan dalam memberikan Italia gelar pertama, sekaligus satu-satunya hingga kini, di kancah Eropa.
PEMAIN TERBAIK |
Luigi Riva hanya tampil sekali sepanjang turnamen ini, yaitu pada laga replay final, tetapi dampaknya sangat menentukan. Pemain andalan asal Cagliari ini baru saja pulih dari cedera patah kaki dan memberikan Italia inspirasi yang dibutuhkan untuk sukses.
Riva menyulitkan Yugoslavia dan bisa saja mencetak hat-trick pada pertandingan tersebut. Gol ke gawang Yugoslavia pada menit ke-12 merupakan yang ke-35 bagi Riva dalam 42 partai sekaligus menjadikannya topskor Italia sepanjang masa. Dia menjaringkan sepuluh gol pada kualifikasi Piala Dunia 1970 serta 21 gol ketika Cagliari menjuarai Serie A 1969/70. Sebagai penghormatan kepadanya, Cagliari mempensiunkan nomor punggung 11.
Riva, kini 67 tahun, masih menjadi staf timnas Italia dan menjadi bagian sukses Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006. Pada 2008, FIGC menempatkan Riva sebagai salah satu dari sepuluh pemain terbaik Italia sepanjang masa.
MOMEN TERBAIK |
Kartu merah masih jarang terjadi dalam sepakbola hingga akhir 1960-an. Ketika Alan Mullery menjadi pemain Inggris pertama yang diusir wasit, kekuatan Inggris berkurang dan dikalahkan Yugoslavia pada partai semi-final. Mullery sebenarnya dijatuhkan Dobrivoje Trivic, tetapi tendangan balasannya kepada pemain lawan itu membuat wasit tak punya pilihan selain mengeluarkannya dari lapangan.
PERTANDINGAN TERBAIK Italia 1-1 Yugoslavia (aet) |
Sejujurnya, final Euro 1968 jauh dari kesan meriah, tetapi pertandingan pertama antara Italia dan Yugoslavia menghadirkan ketegangan dan drama meski tidak memiliki klimaks. Pasukan Rajko Mitic mampu menyulitkan Italia yang tampil dengan dukungan penonton. Yugoslavia hampir saja menjadi juara kalau saja Domenghini tidak menyamakan kedudukan di ujung laga. Gol Domenghini menghilangkan kecemasan penonton Roma, menghadirkan harapan, dan pada akhirnya bergembira dua hari kemudian.
Sumber