Presiden FIFA Sepp Blatter memastikan Good Governance Committee FIFA memiliki kekuatan untuk meninjau proses terpilihnya Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia (PD).
Kepada Fox Soccer, Blatter mengatakan, "Jika ternyata ada 'sesuatu' yang muncul maka komite ini harus menyelidiki dan melaporkannya. Setelah itu kita lihat apa yang akan terjadi."
Saat ditanya bagaimana proses penentuan tuan rumah Piala Dunia, Blatter menjawab, "Itu bukan hanya pertanyaan yang sulit, tapi juga pertanyaan yang bagus."
Desakan dari banyak kalangan agar dilakukan penyelidikan soal bagaimana Rusia dan Qatar terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia masing-masing di tahun 2018 dan 2022 sudah muncul sejak lama. Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, lewat emailnya pernah mengungkapkan bahwa Qatar telah 'membeli' PD 2022. Namun belakangan, Valcke membantahnya.
Blatter Juni lalu kepada CNN membenarkan akan adanya usulan investigasi atas kemenangan Qatar. Namun menurutnya hal itu tidak perlu, karena akan mengganggu PD di Brasil (2014) dan Rusia (2018).
"Tidak, saya tidak tahu kenapa kami harus melakukannya (investigasi). Kalau begitu, kami harus menginvestigasi semuanya mulai dari Brasil dan piala dunia-piala dunia sebelumnya," kata Blatter seperti dilansir Tribalfootball.
Acara pengumuman pemenang tuan rumah Piala Dunia ini digelar 2 Desember 2010 lalu di Zurich, Swiss. Rusia menang walau PM Vladimir Putin membatalkan kedatangannya ke acara pengumuman.
Untuk menggelar Piala Dunia 2018, Rusia mengalahkan Inggris yang sempat menjadi favorit. Selain Inggris, Spanyol-Portugal dan Belanda-Belgia juga harus kecewa.
Untuk Piala Dunia 2022, Qatar sukses mengalahkan Australia, Jepang dan Korea Selatan. Dengan demikian di 2018 dan 2022 Piala Dunia akan digelar di tempat yang belum pernah menjadi tuan rumah sebelumnya.
Sumber