Apa yang terjadi hari ini merupakan kepingan dari apa yang terjadi di masa depan. Hari ini kelak akan menjadi masa lalu bagi masa depan. Hari ini adalah sebuah misteri untuk masa depan, namun bisa jadi, hari ini adalah jawaban dari apa yang yang terwujud di masa mendatang.
Sama halnya dengan apa yang dialami Alexander Chapman Ferguson pada tanggal 6 November tahun 1986 silam, mana mungkin ia tahu bahwa hari itu akan menjadi kepingan awal sejarah indahnya bersama klub sepak bola bernama Manchester United.
Siapa yang tahu pula bahwa hari dimana ia membubuhkan tanda tangan di atas kontrak kerja itu adalah hari pertama dari kepemimpinannya selama 25 tahun yang akan jatuh tepat di hari esok 6 November 2011.
Apa yang bisa menggambarkan perubahan dunia 25 tahun dimulai 6 November 1986 silam hingga sekarang? Banyak, ambil saja contoh negara Jerman, saat itu masih terbagi dua, ada Jerman Barat dan Jerman Timur, mereka saat itu belum bersatu.
Di Indonesia, saat itu tayangan sepak bola saja belum masuk, stasiun TV saja baru ada satu saat itu. Penulis sendiri waktu itu baru berusia 18 Minggu 2 hari. Gambaran-gambaran tadi adalah gambaran betapa banyaknya perubahan yang telah terjadi di dunia, termasuk sepak bola, namun hari ini masih ada satu hal yang masih tetap sama di Old Trafford.
Opa Fergie masih berdiri kokoh jelang umurnya yang ke 70 tahun, ia masih tetap menjadi bos besar Old Trafford. Ia belum mau mundur, meski sudah banyak gelar dan gelimangan prestasi ia kumpulkan di sana, sungguh memang pribadi yang luar biasa.
Dahulu kala Ferguson mengambil alih tampuk kepelatihan dari Ron Atkinson di Manchester United, dan sampai sekarang dia sama sekali belum tergantikan. Dalam prosesnya hingga bisa menjadi manajer tersukses seperti sekarang dia banyak berbagi kisahnya dalam berbagai kesempatan wawancara.
Kata-kata yang seolah ia pesankan kepada manajer mana pun yang berniat sesukses dirinya, atau mungkin bagi para penerusnya kelak di bench The Theatre of Dreams, Old Trafford.
"Di Manchester United, kami termotivasi oleh persyaratan mutlak untuk menjadi yang lebih baik ketimbang yang lain dan itu harus diterapkan dalam segala bidang," ucap SAF suatu ketika.
"Kalau kau tidak punya kendali, kamu tidak akan punya visi, target. dan mimpi. Dalam sepak bla yang memungkinkan kau memegang kendali adalah waktu. Dan satu-satunya hal yang memberimu waktu adalah kesuksesan,"
Musim lalu ia menjadikan United raja dari segala raja di Inggris, tentu saja itu berkat mahkota Liga ke-19 yang mereka raih. Menjadikan Setan Merah sebagai klub yang paling banyak mengoleksi gelar domestik melewati pencapaian rival abadi mereka Liverpool yang masih terhenti di angka 18.
Kita semua belum paham kapan cinta Ferguson untuk United ini akan berakhir? Ini semua masih akan menjadi misteri hari esok, lagi pula awal tahun ini ia sempat berujar "Saya tak percaya dengan yang namanya pensiun"
"Sulit bagi saya untuk mengatakan kapan posisi saya ini akan saya tinggalkan. Kesehatan saya yang akan menentukan" imbuhnya perihal kapan ia mundur dari kursinya itu.
"Tapi kalau nanti ada yang bilang kepada saya, 'Alex kamu sudah terlalu tua dan kami harus mengganti dirimu' maka hal itu tidak akan menjadi soal," tutup Opa Fergie.