Siapa bilang menjadi pemain bintang menyenangkan? Sekali Anda gagal mencetak gol,siap-siaplah menjadi bahan olokan. Ketika Anda mulai bertindak galau, semakin keraslah teriakan menyuruh Anda lebih baik pulang ke rumah.
Cristiano Ronaldo, tak terbantahkan lagi, adalah (salah satu) penyerang terbaik di dunia. Meskipun tidak murni seorang striker, dan di atas kertas berposisi sebagai pemain sayap, naluri mencetak golnya membuat semua kiper lawan pucat pasi.
Tunggu dulu. Hal ini mungkin terjadi sepanjang tahun 2010 dan 2011 lalu. Namun, 2012 belum berpihak kepada Ronaldo.
Baru sebiji gol dilesakkan sang bomber; itu pun tidak dirayakan. Selebihnya, menghadapi Malaga dua kali, dan dijamu Real Mallorca kemarin, Ronaldo frustrasi di depan gawang lawan.
Alhasil, dukungan fans Real Madrid pun pecah. Dahulu, Madridista selalu kompak mendukung CR7. Namun, setelah El Clasico Desember lalu, semua berubah.
Begitu Ronaldo tampil buruk saat menghadapi Barcelona, cercaan pun langsung menghambur. Sialnya, kekasih Irina Shayk seolah tak mampu kembali ke performa terbaiknya.
Bahkan, Marca, harian yang biasa mendukung sang penyerang, bisa juga kesal dengan permainan CR7 yang di bawah standard.
Kalau pendukung saja ada yang berpaling, apalagi fans lawan. Teror inilah yang terjadi di kandang Real Mallorca, Iberostar kemarin.
CR7 yang semestinya tahu semua orang menginginkan sesuatu darinya, gagal meredam emosi. Pelanggaran bek Pau Cendros kepadanya membuahkan kemarahan Ronaldo. Ia meledak di lapangan dan hal ini ditertawai fans lawan.
Maka, sepanjang pertandingan, setiap CR7 menyentuh bola, teriakan “Messi, Messi!” menyerang telinganya. Belum cukup, fans Real Mallorca —dan semua fans akan melakukan hal ini pada pemain lawan— menyerukan yel-yel “Ronaldo (bagai boneka) barbie!” atau “Ronaldo banci!”
Dalam pertandingan itu, Ronaldo baru mendapatkan peluang emas di menit 32. Sepanjang 90 menit, CR7 cuma melepaskan 3 tembakan. 2 di antaranya tepat sasaran.
Serangan pendukung lawan dan Madridista akan semakin sadis kalau pada laga melawan Barcelona, Ronaldo kembali melempem.
Sumber
Cristiano Ronaldo, tak terbantahkan lagi, adalah (salah satu) penyerang terbaik di dunia. Meskipun tidak murni seorang striker, dan di atas kertas berposisi sebagai pemain sayap, naluri mencetak golnya membuat semua kiper lawan pucat pasi.
Tunggu dulu. Hal ini mungkin terjadi sepanjang tahun 2010 dan 2011 lalu. Namun, 2012 belum berpihak kepada Ronaldo.
Baru sebiji gol dilesakkan sang bomber; itu pun tidak dirayakan. Selebihnya, menghadapi Malaga dua kali, dan dijamu Real Mallorca kemarin, Ronaldo frustrasi di depan gawang lawan.
Alhasil, dukungan fans Real Madrid pun pecah. Dahulu, Madridista selalu kompak mendukung CR7. Namun, setelah El Clasico Desember lalu, semua berubah.
Begitu Ronaldo tampil buruk saat menghadapi Barcelona, cercaan pun langsung menghambur. Sialnya, kekasih Irina Shayk seolah tak mampu kembali ke performa terbaiknya.
Bahkan, Marca, harian yang biasa mendukung sang penyerang, bisa juga kesal dengan permainan CR7 yang di bawah standard.
Kalau pendukung saja ada yang berpaling, apalagi fans lawan. Teror inilah yang terjadi di kandang Real Mallorca, Iberostar kemarin.
CR7 yang semestinya tahu semua orang menginginkan sesuatu darinya, gagal meredam emosi. Pelanggaran bek Pau Cendros kepadanya membuahkan kemarahan Ronaldo. Ia meledak di lapangan dan hal ini ditertawai fans lawan.
Maka, sepanjang pertandingan, setiap CR7 menyentuh bola, teriakan “Messi, Messi!” menyerang telinganya. Belum cukup, fans Real Mallorca —dan semua fans akan melakukan hal ini pada pemain lawan— menyerukan yel-yel “Ronaldo (bagai boneka) barbie!” atau “Ronaldo banci!”
Dalam pertandingan itu, Ronaldo baru mendapatkan peluang emas di menit 32. Sepanjang 90 menit, CR7 cuma melepaskan 3 tembakan. 2 di antaranya tepat sasaran.
Serangan pendukung lawan dan Madridista akan semakin sadis kalau pada laga melawan Barcelona, Ronaldo kembali melempem.
Sumber